MAKALAH
KECAKAPAN
ANTAR PERSONAL
“Kepemimpinan Dalam Kecakapan Antar Personal”
Di ajukan untuk
memenuhi Tugas Kelompok
Kecakapan Antar Personal
Dosen Pengampu :
Hesty Puspitasari,
S.Pd,
M.Pd
Kelompok 3 :
1. Devita Sulastya
L
|
(14104410010)
|
2. Muhammad Kholil
|
(14104410021)
|
3. Nuryani
Rahmawati
|
(14104410023)
|
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
BLITAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti menunjukan jalan yang baik dan benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekerjaan atau kegiatan. Dengan demikian, kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakan, memberikan tuntunan, binaan dan bimbingan, menunjukan jalan, memberi keteladanan, mengambil resiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain, mengarahkan dan masih banyak lagi artinya.
Riset yang telah dilakukan dalam bidang psikolog menghasilkan suatu hasil yang dapat dijadikan pijakan dalam menentukan ciri pemimpin. Seorang pemimpin biasanya memiliki intelegensia yagn lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. Kesulitan yang sangat pokok yang dihadapi oleh orang yang sangat tinggi intelegen adalah persoalan komunikasi. Seorang pemimpin dapat memotivasi para pengikutnya, sehingga para pengikutnya dapat mengerti apa yang di inginkan oleh pemimpin tersebut.
Pemimpin biasanya memiliki kemampuan verbal yang luar biasa, sehingga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya kepada para pengikutnya. Adanya dorongan luar biasa dalam dirinya untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Sehingga timbul keinginan untuk memimpin orang agar semua keinginannya dapat terpenuhi. Seorang pemimpin mengerti
pentingnya kerjasama. Mereka mencapai sukses dalam peranan kepemimpinan adalah mereka berhasil menggerakan pengikut mereka untuk bekerjasama.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dasar kepemimpinan adalah pengembangan skill yang secara konstruktif mempengaruhi pihak bawahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan, dalam fungsi perencanaan bagaimanakah seorang pemimpin dapat memberikan gambaran mengenai masa depan, sehingga dapat merencanakan tujuan apa yang ingin dicapai secara bersama-sama.
1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makah ini adalah :
1. Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kecakapan Antar Personal.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepemimpinan, dan bagaimana seorang pemimpin yang baik.
3. Bagimana seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar mereka bisa bertindak sesuai dengan waktu dan secara kooperatif untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.
Dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dengan memahami isi makalah berarti mahasiswa akan dapat mengetahui apa yang di maksud dengan kepemimpinan dan bagaimana ciri seorang pemimpin yang baik.
2. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan untuk bekerjasama, bertindak sesuai waktu secara kooperatif dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang di inginkan bersama.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca, penulis sertakan gambaran atau sistematika penulisan dari makalah ini, diantaranya :
1. BAB I PENDAHULUAN, dalam bab pendahuluan ini terdiri dari Latar Belakang penulisan, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat penulisan serta Sistematika Penulisan.
2. BAB II PEMBAHASAN, dalam bab pembahasan ini terdiri dari Pengertian Kepemimpinan, Tugas dan Peran Pemimpin, dan Prinsip-prinsip Dasar Kepemimpinan.
3. BAB III PENUTUP, terdiri dari Kesimpulan Makalah, dan Saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kepemimpinan
Seorang manajer dalam memimpin organisasi dan dalam mengantur serta mengendalikan sumber daya yang ada harus memiliki sklill kepemimpinan yang baik. Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel
& Coons, 1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling,
1984, 46).
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
2.2. Tugas dan Peran Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi baik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah. Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal, sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
2.3 Prinsip-prinsip Dasar Kepemimpinan
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut :
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi
pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus- menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Beberapa definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana- rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki memiliki pemimpin yang handal.
Kepemimpinan bukanlah suatu bakat alam yang dimiliki oleh orang yang dilahirkan dengan sifat kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan ketrampilan yang dapat dimiliki oleh semua orang dengan cara mengembangkan ketrampilan kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan suatu pengaruh seorang pemimpin yang dimilikinya untuk mempengaruhi orang lain agar dapat melakukan keinginan seorang pemimpin tersebut.
3.2 Saran – saran
Dalam fungsi pengeorganisasian seorang pemimpin harus mampu membuat perincian-perincian tugas semua orang yang dipimpinnya agar dapat
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam fungsi menggerakan seorang pemimpin harus dapat memotivasi setiap bawahannya agar setiap tugas yang telah dibebankan kepada bawahannya dapat dilaksanakan dengan baik.
Semua fungsi manajemen belumlah sempurna tanpa adanya fungsi pengawasan. Dengan begitu semua fungsi menajemen dapat diawasi dan juga dipantau agar setiap rencana yang telah ditetapkan tidak melenceng, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2010/07/kepemimpinan.html
Muchlas M., Perilaku Organisasi, dengan Studi kasus Perumahsakitan, Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumahsakit, Universitas Gadjah Mada, 1998 Yogyakarta.
Robbins S., Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, San Diego
State University, diterbitkan oleh PT Prenhalinddo, 1996 Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar