MAKALAH
KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
“Antisipasi
Menghadapi Kegagalan”
Dosen Pengampu:
Hesty Puspitasari,
M.Pd
Oleh:
Dwi
Nofita Indah Safitri (14104410011)
Mohammad
Panji R. (14104410017)
Satya
Hangganararasta (14104410025)
PRODI STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
BLITAR
2017
A. Pengertian
Antisipasi Kegagalan
Antisipasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah perhitungan tentang hal-hal yg akan (belum) terjadi; bayangan; ramalan;
penyesuaian mental terhadap peristiwa yg akan terjadi.
Kegagalan adalah ketidakberhasilan, tidak tercapai suatu
keinginan / tidak bisa mencapai keinginan terntentu.
Dari pengertian – pengertian diatas jadi bisa
kami simpulkan bahwa Antisipasi Kegagalan adalah Sikap atau suatu untuk
memperhitungkan tentang hal – hal yang akan atau belum terjadi untuk
menghindari suatu ketidak berhasilan yang tidak diinginkan.
B. Tujuan
Untuk mencapai suatu tujuan, entah itu sukes
dalam karir atau pekerjaan, studi, atau apapun itu, tidak tertutup kemungkinan
kita akan menghadapi berbagai hambatan atau kesulitan bahka kegagalan,
kegagalan bisa terjadi berasal dari faktor eksternal maupun internal
(psikologis). Beberapa contoh Tujuan kita membahas atau mempelajari Antisipasi
kegagalan itu sendiri ialah :
1.
Untuk mengantisipasi sesuatu hal yang tidak
diinginkan
2.
Cara menghadapi suatu kegagalan atau hambatan
yang terjadi pada Perusahaan / usaha.
3.
Mengajak orang bersikap kritis dan rasional
dalam menaggulangi kegagalan
C. Bentuk
Kegagalan Dalam Bidang TI
Ada banyak sekali bentuk kegagalan proyek
dalam Teknologi Informasi seperti melebihi anggaran, tidak sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan secara teknis tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
yang diharapkan. Beberapa diantaranya :
1.
Corresponding failure
Yaitu kegagalan sistem karena tidak
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kegagalan ini merupakan kegagalan
teknis karena fungsionalitas sistem tidak sesuai dengan kebutuhan. Atau dengan
kata lain validitas secara teknisnya tidak ada.
2.
Process failure
Merupakan kegagalan karena proyek
sistem informasi tidak tepat waktu dan melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
Sistem tersebut sudah benar secara teknis (fungsionalitas sesuai) tetapi secara
ekonomis tidak tepat.
3.
Kurangnya keterlibatan user (Interaction
failure)
Merupakan kegagalan dikarenakan
sistem tidak digunakan semestinya ataupun tidak digunakan sesuai dengan yang
diharapakan sistem tersebut akan digunakan. Hal ini mungkin dikarenakan adanya
ketidak ikutsertaan pengguna akhir saat pengembangan sistem sehingga mereka
menjadi kurang antusias terhadap sistem baru tersebut (end user reluctance).
4.
Kebutuhan yang tidak jelas (Expectation
failure)
Yaitu kegagalan sistem karena tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh pemegang kepentingan organisasi. Sistem
tersebut bisa saja benar secara teknis (menjalankan fungsinya dengan baik),
diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran namun tidak sesuai dengan harapan
pemegang kepentingan organisasi. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesalahan
saat perumusan persyaratan sistem.
5.
Proyek tidak direncanakan dengan baik (Bad
Planning)
Banyak proyek teknologi informasi
tidak direncanakan dengan baik, bahkan tidak direncanakan sama – sekali. Banyak
proyek teknologi informasi diadakan hanya untuk memenuhi kewajiban penyusunan
anggaran tahun berikutnya. Pekerjaan tekonologi informasi direncanakan hanya
dengan “judul”. Sementara isinya tidak ada sama sekali. Tidak jarang pula
kalaupun ada isinya, isi tersebut sama sekali tidak menggambarkan perencanaan
apalagi spesifikasi kebutuhan. Bahkan lebih tidak jarang protek teknologi
informasi disetir (di-drive) oleh kepentingan – kepentingan yang bersifat non
teknis daripada justifikasi teknis.
6.
Kurangnya peran serta stake holder terhadap
proyek IT
Karena proyek teknologi informasi
tidak direncanakan dengan baik atau ada karena kepentingan yang bukan bersifat
teknis, maka kepedulian dari pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek
menjadi jauh dari mencukupi untuk tidak dikatakan tidak ada sama sekali.
Akibatnya pengendalian dan pemantauan proyek sangat terbatas. Dapat dipahami
jika akhirnya proyek tidak menghasilkan sesuatu (sesuai idealnya suatu proyek).
Proyek yang bersifat fisik dan kasat mata pun akan terbengkelai jika tidak ada
pengendalian dan pemantauan yang memadai.
7.
Masalah Komunikasi (bad communication)
Banyak studi menyatakan bahwa salah
satu faktor penyumbang terbesar dari kegagalan proyek IT berawal dari
komunikasi. Perlu disadari bahwa para owner (pemilik) maupun end user (pengguna)
pada sebuah perusahaan cenderung tidak memiliki pengetahuan yang cukup mendalam
tentang IT. Pada akhirnya, gap of knowledge (kesenjangan pengetahuan) yang
cukup signifikan antara pelaksana proyek IT dengan pemangku kepentingan atau
pemilik kebutuhan dari proyek tersebut menyebabkan munculnya kesulitan atau
hambatan dalam pengerjaan proyek. Komunikasi yang buruk dapat memicu terjadinya
salah penafsiran kebutuhan perusahaan maupun gagalnya pengidentifikasian
kebutuhan perusahaan. Kebutuhan yang disampaikan oleh pihak owner atau end-user
sangatlah mungkin ditafsirkan berbeda oleh pelaksana proyek.
8.
Kurang andalnya SDM
Di Indonesia khususnya sangat
sering terjadi profesional TI yang tidak kompeten di bidang teknis dimasukkan
dalam proyek, atau bidang non IT yang kemudian dikerjakan oleh bagian IT, atau
bidang IT namun bukan di kompetensinya sehingga menyebabkan pekerjaannya tidak
fokus dan tidak maksimal. Ketika kita sudah mengerjakan sebuah proyek tentu
saja didalamnya akan terdapat beraneka ragam orang dengan berbagai bidang ilmu.
Begitupun dalam sebuah proyek IT, tidak hanya dibutuhkan seorang ahli
programming saja, tapi juga harus ada Sistem Analist, Networking Expertise,
Desainer grafis, dan bidang ilmu lainnya.
9.
Perubahan Kebutuhan dan Spesifikasi yang tidak
jelas
Ketika kita merencanakan sebuah
proyek IT, diawal kita sudah membuat spesifikasi teknis dan lainnya. Namun
karena sifat proyek IT yang melibatkan banyak disiplin ilmu, spesifikasi
tersebut menjadi bias di tengah jalan. Sebagai contoh sederhana dalam satu
proyek pengembangan situs web, tampilan tata letak dan warna suatu situs web
dapat menjadi ”perdebatan” yang berlarut – larut antara pengembang dan calon
pengguna. Bahkan di antara individu calon pengguna pun dapat saling
menyalahkan. Akhirnya unsur politis yang menentukan keputusan, misalnya atasan
para pengguna. Perbedaan tata letak dan warna ini terlihat sederhana, namun
pemrograman untuk menghasilkannya bisa jadi cukup komplek dan berlarut larut.
D. Sikap
Dalam menghadapi Kegagalan
Jika Anda baca banyak buku biografi tokoh
tokoh besar dunia, baik itu dari politik, ekonomi hingga tokoh keagamaan
sekalipun. Anda akan membaca deretan kisah dalam menghadapi kegagalan. Jika
Anda presentasi, tak sedikit dari mereka lebih banyak menghadapi kegagalan dari
pada menghadapi keberhasilan dari misi mereka.
Tapi seandainya yang mereka lakukan adalah
berhenti pada salah satu kegagalan yang terjadi, mungkin saat ini, Anda tidak
akan pernah membaca buku biografi mereka. Mereka adalah Unknown alias tak
dikenal sama seperti kebanyakan orang. Yang membedakan mereka justru pada
kemampuan mereka menghadapi kegagalan. Ada beberapa cara cerdas yang mungkin
sebaiknya kamu lakukan :
1.
Bersikap dan berpikir Positif terhadap
Kegagalan
kegagalan bukanlah suatu yang harus
ditakuti. Tanpa ada sikap positif, Anda akan semakin stress setelah mengalami
kegagalan. Anda seakan kehilangan energi untuk bangkit kembali karena selalu
dibayang-bayangi takut gagal. Dengan bersikap positif, Anda mampu memandang
suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami (proses kehidupan).
Dengan demikian, mental Anda akan semakin kuat. Percayalah pasti ada sebuah
hikmah dari sebuah kegagalan.
2.
Mencari penyebab Kegagalan
Secara umum, ada dua faktor utama
penyebab kegagalan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Ada kalanya Anda kurang
memiliki semangat dan motivasi dalam mengerjakan sesuatu atau mungkin Anda
tidak disiplin dan ceroboh dalam bekerja. Jika Anda menyadari penyebab internal
ini, maka harus Anda sendiri yang merubahnya. Ingat! sukses atau tidaknya Anda
dimulai dari dalam diri sendiri, jika Anda bisa memotivasi diri sendiri,
selanjutnya Anda akan lebih ringan melangkah. Sedangkan faktor Eksternal merupakan
faktor penyebab di luar diri sendiri. Misalnya kurangnya dukungan dari orang
terdekat, pesaing yang terlalu banyak dan ketat, atau kurangnya fasilitas, dll.
3.
Atasi Kegagalan
Setelah mengetahui penyebab
kegagalan, Anda harus segera mencoba mengatasinya. Tidak perlu harus mengatasi
semua penyebab kegagalan sekaligus, ada baiknya dilakukan secara bertahap
tetapi pasti. Prioritaskan penyebab utama, kemudian penyebab lainnya. Karena
itu, buat catatan tentang hal-hal yang sering membuat Anda gagal, apakah faktor
internal atau eksternal (buat skala prioritas). Jangan mencari kambing hitam
dalam mencari penyebab kegagalan Anda.
4.
Gali kekuatan Diri
Selain mencari penyebab kegagalan, catatlah
apa saja kekuatan dan potensi diri Anda, baik yang tersembunyi maupun yang
nampak. Coba gunakan kekuatan dan potensi Anda secara maksimal. Galilah
potensi-potensi tersembunyi Anda yang masih bisa dikembangkan. Jika Anda bisa
mengembangkan potensi Anda dengan baik, maka sukses takkan jauh – jauh dari
Anda.
5.
Tangkap Peluang
Jangan hanya diam merenungi nasib.
Anda harus jeli menangkap peluang atau kesempatan. Ingat, Anda tidak akan
pernah mendapatkan kesempatan itu jika Anda sendiri tidak pernah berusaha
mencarinya. Begitu Anda tahu ada peluang, tangkaplah peluang tersebut, jangan
tunggu sampai besok.
6.
Trial and Error
Untuk meraih kesuksesan Anda perlu melakukan
trial and error. hal ini merupakan salah satu tolak ukur untuk menggapai
kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan
itu. Sebelum mencoba lagi, pikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh.
Kalaupun terjadi kesalahan kembali, jangan ragu-ragu melakukan perbaikan dan
terus mencoba sampai Anda berhasil mengatasinya. Kunci utama trial and error
adalah kerja keras dan tetap semangat.
E. Studi
Kasus
Dalam bidang TI untuk mengantisipasi suatu
kegagalan maka dilakukan kegiatan Manajemen Proyek, misalnya suatu klien
meminta dibuatkan suatu aplikasi yang mempunyai spesifikasi tertentu, maka
programer akan membuat suatu alur perencanaan (Manajemen Proyek) untuk
menghindari kegagalan – kegagalan yang kemungkinan terjadi dimana dalam alur
tersebut programer akan menghitung biaya – biaya / Staf / Waktu yang dibutuhkan
untuk pembangunan / perancangan aplikasi sesuai permintaan klien tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar