Rabu, 17 Januari 2018

ANTISIPASI MENGHADAPI KEGAGALAN



MAKALAH
KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
Antisipasi Menghadapi Kegagalan

Dosen Pengampu:
Hesty Puspitasari, M.Pd









Oleh:
Dwi Nofita Indah Safitri        (14104410011)
Mohammad Panji R.               (14104410017)
Satya Hangganararasta           (14104410025)


PRODI STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
BLITAR
2017



A.     Pengertian Antisipasi Kegagalan
Antisipasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah perhitungan tentang hal-hal yg akan (belum) terjadi; bayangan; ramalan; penyesuaian mental terhadap peristiwa yg akan terjadi.
Kegagalan adalah ketidakberhasilan, tidak tercapai suatu keinginan / tidak bisa mencapai keinginan terntentu.
Dari pengertian – pengertian diatas jadi bisa kami simpulkan bahwa Antisipasi Kegagalan adalah Sikap atau suatu untuk memperhitungkan tentang hal – hal yang akan atau belum terjadi untuk menghindari suatu ketidak berhasilan yang tidak diinginkan.

B.     Tujuan
Untuk mencapai suatu tujuan, entah itu sukes dalam karir atau pekerjaan, studi, atau apapun itu, tidak tertutup kemungkinan kita akan menghadapi berbagai hambatan atau kesulitan bahka kegagalan, kegagalan bisa terjadi berasal dari faktor eksternal maupun internal (psikologis). Beberapa contoh Tujuan kita membahas atau mempelajari Antisipasi kegagalan itu sendiri ialah :
1.         Untuk mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan
2.         Cara menghadapi suatu kegagalan atau hambatan yang terjadi pada Perusahaan / usaha.
3.         Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam menaggulangi kegagalan

C.     Bentuk Kegagalan Dalam Bidang TI
Ada banyak sekali bentuk kegagalan proyek dalam Teknologi Informasi seperti melebihi anggaran, tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan secara teknis tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan.  Beberapa diantaranya :
1.         Corresponding failure
Yaitu kegagalan sistem karena tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kegagalan ini merupakan kegagalan teknis karena fungsionalitas sistem tidak sesuai dengan kebutuhan. Atau dengan kata lain validitas secara teknisnya tidak ada. 
2.         Process failure
Merupakan kegagalan karena proyek sistem informasi tidak tepat waktu dan melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Sistem tersebut sudah benar secara teknis (fungsionalitas sesuai) tetapi secara ekonomis tidak tepat.

3.         Kurangnya keterlibatan user (Interaction failure)
Merupakan kegagalan dikarenakan sistem tidak digunakan semestinya ataupun tidak digunakan sesuai dengan yang diharapakan sistem tersebut akan digunakan. Hal ini mungkin dikarenakan adanya ketidak ikutsertaan pengguna akhir saat pengembangan sistem sehingga mereka menjadi kurang antusias terhadap sistem baru tersebut (end user reluctance).

4.         Kebutuhan yang tidak jelas (Expectation failure)
Yaitu kegagalan sistem karena tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pemegang kepentingan organisasi. Sistem tersebut bisa saja benar secara teknis (menjalankan fungsinya dengan baik), diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran namun tidak sesuai dengan harapan pemegang kepentingan organisasi. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesalahan saat perumusan persyaratan sistem.

5.         Proyek tidak direncanakan dengan baik (Bad Planning)
Banyak proyek teknologi informasi tidak direncanakan dengan baik, bahkan tidak direncanakan sama – sekali. Banyak proyek teknologi informasi diadakan hanya untuk memenuhi kewajiban penyusunan anggaran tahun berikutnya. Pekerjaan tekonologi informasi direncanakan hanya dengan “judul”. Sementara isinya tidak ada sama sekali. Tidak jarang pula kalaupun ada isinya, isi tersebut sama sekali tidak menggambarkan perencanaan apalagi spesifikasi kebutuhan. Bahkan lebih tidak jarang protek teknologi informasi disetir (di-drive) oleh kepentingan – kepentingan yang bersifat non teknis daripada justifikasi teknis.



6.         Kurangnya peran serta stake holder terhadap proyek IT
Karena proyek teknologi informasi tidak direncanakan dengan baik atau ada karena kepentingan yang bukan bersifat teknis, maka kepedulian dari pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek menjadi jauh dari mencukupi untuk tidak dikatakan tidak ada sama sekali. Akibatnya pengendalian dan pemantauan proyek sangat terbatas. Dapat dipahami jika akhirnya proyek tidak menghasilkan sesuatu (sesuai idealnya suatu proyek). Proyek yang bersifat fisik dan kasat mata pun akan terbengkelai jika tidak ada pengendalian dan pemantauan yang memadai.

7.         Masalah Komunikasi (bad communication)
Banyak studi menyatakan bahwa salah satu faktor penyumbang terbesar dari kegagalan proyek IT berawal dari komunikasi. Perlu disadari bahwa para owner (pemilik) maupun end user (pengguna) pada sebuah perusahaan cenderung tidak memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang IT. Pada akhirnya, gap of knowledge (kesenjangan pengetahuan) yang cukup signifikan antara pelaksana proyek IT dengan pemangku kepentingan atau pemilik kebutuhan dari proyek tersebut menyebabkan munculnya kesulitan atau hambatan dalam pengerjaan proyek. Komunikasi yang buruk dapat memicu terjadinya salah penafsiran kebutuhan perusahaan maupun gagalnya pengidentifikasian kebutuhan perusahaan. Kebutuhan yang disampaikan oleh pihak owner atau end-user sangatlah mungkin ditafsirkan berbeda oleh pelaksana proyek.

8.         Kurang andalnya SDM
Di Indonesia khususnya sangat sering terjadi profesional TI yang tidak kompeten di bidang teknis dimasukkan dalam proyek, atau bidang non IT yang kemudian dikerjakan oleh bagian IT, atau bidang IT namun bukan di kompetensinya sehingga menyebabkan pekerjaannya tidak fokus dan tidak maksimal. Ketika kita sudah mengerjakan sebuah proyek tentu saja didalamnya akan terdapat beraneka ragam orang dengan berbagai bidang ilmu. Begitupun dalam sebuah proyek IT, tidak hanya dibutuhkan seorang ahli programming saja, tapi juga harus ada Sistem Analist, Networking Expertise, Desainer grafis, dan bidang ilmu lainnya.

9.         Perubahan Kebutuhan dan Spesifikasi yang tidak jelas
Ketika kita merencanakan sebuah proyek IT, diawal kita sudah membuat spesifikasi teknis dan lainnya. Namun karena sifat proyek IT yang melibatkan banyak disiplin ilmu, spesifikasi tersebut menjadi bias di tengah jalan. Sebagai contoh sederhana dalam satu proyek pengembangan situs web, tampilan tata letak dan warna suatu situs web dapat menjadi ”perdebatan” yang berlarut – larut antara pengembang dan calon pengguna. Bahkan di antara individu calon pengguna pun dapat saling menyalahkan. Akhirnya unsur politis yang menentukan keputusan, misalnya atasan para pengguna. Perbedaan tata letak dan warna ini terlihat sederhana, namun pemrograman untuk menghasilkannya bisa jadi cukup komplek dan berlarut larut.

D.     Sikap Dalam menghadapi Kegagalan
Jika Anda baca banyak buku biografi tokoh tokoh besar dunia, baik itu dari politik, ekonomi hingga tokoh keagamaan sekalipun. Anda akan membaca deretan kisah dalam menghadapi kegagalan. Jika Anda presentasi, tak sedikit dari mereka lebih banyak menghadapi kegagalan dari pada menghadapi keberhasilan dari misi mereka.
Tapi seandainya yang mereka lakukan adalah berhenti pada salah satu kegagalan yang terjadi, mungkin saat ini, Anda tidak akan pernah membaca buku biografi mereka. Mereka adalah Unknown alias tak dikenal sama seperti kebanyakan orang. Yang membedakan mereka justru pada kemampuan mereka menghadapi kegagalan. Ada beberapa cara cerdas yang mungkin sebaiknya kamu lakukan :
1.      Bersikap dan berpikir Positif terhadap Kegagalan
kegagalan bukanlah suatu yang harus ditakuti. Tanpa ada sikap positif, Anda akan semakin stress setelah mengalami kegagalan. Anda seakan kehilangan energi untuk bangkit kembali karena selalu dibayang-bayangi takut gagal. Dengan bersikap positif, Anda mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami (proses kehidupan). Dengan demikian, mental Anda akan semakin kuat. Percayalah pasti ada sebuah hikmah dari sebuah kegagalan.

2.      Mencari penyebab Kegagalan
Secara umum, ada dua faktor utama penyebab kegagalan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Ada kalanya Anda kurang memiliki semangat dan motivasi dalam mengerjakan sesuatu atau mungkin Anda tidak disiplin dan ceroboh dalam bekerja. Jika Anda menyadari penyebab internal ini, maka harus Anda sendiri yang merubahnya. Ingat! sukses atau tidaknya Anda dimulai dari dalam diri sendiri, jika Anda bisa memotivasi diri sendiri, selanjutnya Anda akan lebih ringan melangkah. Sedangkan faktor Eksternal merupakan faktor penyebab di luar diri sendiri. Misalnya kurangnya dukungan dari orang terdekat, pesaing yang terlalu banyak dan ketat, atau kurangnya fasilitas, dll.

3.      Atasi Kegagalan
Setelah mengetahui penyebab kegagalan, Anda harus segera mencoba mengatasinya. Tidak perlu harus mengatasi semua penyebab kegagalan sekaligus, ada baiknya dilakukan secara bertahap tetapi pasti. Prioritaskan penyebab utama, kemudian penyebab lainnya. Karena itu, buat catatan tentang hal-hal yang sering membuat Anda gagal, apakah faktor internal atau eksternal (buat skala prioritas). Jangan mencari kambing hitam dalam mencari penyebab kegagalan Anda.

4.      Gali kekuatan Diri
Selain mencari penyebab kegagalan, catatlah apa saja kekuatan dan potensi diri Anda, baik yang tersembunyi maupun yang nampak. Coba gunakan kekuatan dan potensi Anda secara maksimal. Galilah potensi-potensi tersembunyi Anda yang masih bisa dikembangkan. Jika Anda bisa mengembangkan potensi Anda dengan baik, maka sukses takkan jauh – jauh dari Anda.

5.      Tangkap Peluang
Jangan hanya diam merenungi nasib. Anda harus jeli menangkap peluang atau kesempatan. Ingat, Anda tidak akan pernah mendapatkan kesempatan itu jika Anda sendiri tidak pernah berusaha mencarinya. Begitu Anda tahu ada peluang, tangkaplah peluang tersebut, jangan tunggu sampai besok.



6.      Trial and Error
Untuk meraih kesuksesan Anda perlu melakukan trial and error. hal ini merupakan salah satu tolak ukur untuk menggapai kesuksesan. Tinggal sejauh mana kita mau dan berani mencoba kembali kegagalan itu. Sebelum mencoba lagi, pikirkan masak-masak langkah yang akan ditempuh. Kalaupun terjadi kesalahan kembali, jangan ragu-ragu melakukan perbaikan dan terus mencoba sampai Anda berhasil mengatasinya. Kunci utama trial and error adalah kerja keras dan tetap semangat.

E.     Studi Kasus
Dalam bidang TI untuk mengantisipasi suatu kegagalan maka dilakukan kegiatan Manajemen Proyek, misalnya suatu klien meminta dibuatkan suatu aplikasi yang mempunyai spesifikasi tertentu, maka programer akan membuat suatu alur perencanaan (Manajemen Proyek) untuk menghindari kegagalan – kegagalan yang kemungkinan terjadi dimana dalam alur tersebut programer akan menghitung biaya – biaya / Staf / Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan / perancangan aplikasi sesuai permintaan klien tersebut.


PERSIAPAN KERJA, INTERVIEW DAN PRESENTASI



KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
PERSIAPAN KERJA, INTERVIEW, DAN PRESENTASI
Dosen Pengampu : Hesty Puspitasari, MPd




Disusun oleh :
Kelompok 7
Abdul Malik Yuandka            14104410002
Dicky satrio abdi         14104410032





PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSIATAS ISLAM BALITAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, penulisan makalah Kecakapan Antar Personal ini telah diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah yang sederhana, yang membahas mengenai “Persiapan Kerja, Interview, dan Presentasi”. Makalah  ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Kecakapan Antar Personal” yang disampaikan oleh dosen.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada segala pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen penanggung jawab matakuliah “Kecakapan Antar Personal” ini.
Penulis merasa  masih terdapat banyak kekurangan di dalam pembuatan makalah ini baik pada teknis penulisan maupun dari segi materi, untuk itu kritik dan saran senantiasa penulis harapkan dalam perbaikan makalah ini serta kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.




















BAB I
PENDAHULUAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu metode pengumpulan data adalah dengan cara wawancara. Apa pengertian dari wawancara itu? Budiyono (2003: 52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pulainterview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan subyek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancaramenggunakan percakapan sedemikian hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya. Biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) dikemukakan bahwa: ”A clinical task-based interview can be seen as a situation where the interview-interviewee interaction on a task is regulated by a system of explicit and implicit norms, values, and rules”.
            Dalam jurnal lain, Hurst (2007: 274) mengungkapkan bahwa: “Interview were chosen as the main data gathering strategy for the original project because it was felt that potentially ‘data rich’ environment this afforded would provide the best context for assesistry and probing for presence of three models of thinking (mathematical knowledge, contextual knowledge, and strategic knowledge) both before and following the intervention phase of project”. Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di atas dapat dijelaskan bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan pedoman wawancara berdasarkan pada hasil tugas/tes yang telah diberikan kepada yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang terbaik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.





BAB II
PEMBAHASAN
1.1         Persiapan Kerja
Bekerja bagi manusia adalah suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengarungi kehidupan di dunia. Pekerjaan adalah suatu hubungan yang melibatkan dua pihak antara perusahaan dengan para pekerja/karyawan. Namun sebelumnya kita harus mengetahui persiapan – persiapan kerja yang harus dimiliki setiap orang, berikut 6 tipe kepribadian dalam persiapan kerja adalah sebagai berikut :
1.      Artistik
Kepribadian semacam ini adalah mahluk kreatif sejak diciptakan. Mereka memiliki imajinasi yang sangat luas. Tipe semacam ini senang mengekspresikan dirinya melalui hasil karya. Mereka lebih nyaman bekerja tanpa aturan, dan senang bekerja yang berkaitan dengan bentuk, desain, warna, kata, dan pola. Profesi yang cocok untuk tipe kepribadian ini: editor, desainer grafis, guru drama atau kesenian, arsitek lanskap, pembuat produk, dan produser.
2.      Konvensional
Tipe kepribadian semacam ini menyenangi segala hal yang konvensional, seperti aturan, prosedur, jadual, dan instruksi. Mereka senang bekerja dengan detail dan data ketimbang harus mengutarakan ide. Tipe semacam ini senang dengan rutinitas dan urutan, segala yang keteraturan. Tipe pekerjaan yang cocok untuk tipe semacam ini antara lain; akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan, dan penulis teknis.
3.      Wirausahawan
Tipe wirausahawan adalah orang yang pandai memimpin. Mereka jeli melihat sebuah hasil kerja dari awal hingga akhir, khususnya yang berhubungan dengan bisnis. Mereka tipe pelaku, bukan pemikir, dan lebih senang melihat “gambaran besar” ketimbang gambar-gambar kecil yang justru sebagai fondasi awalnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang seperti ini adalah; agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur program, dan sales manager .
4.      Penyelidik
Tipe seperti ini senang bekerja sendiri, karena dia senang menyelidiki sesuatu. Mereka lebih senang menggunakan logika ketimbang imajinasi, menyelesaikan masalah dan misteri, menyatukan hal-hal yang tercerai seperti puzzle, presisi, dan ilmu pasti. Pekerjaan yang memerlukan atensi mendetail amat membuatnya merasa senang. Profesi yang tepat untuk tipe kepribadian seperti ini adalah; analis sistem komputer, pengurus perpustakaan, optometris, profesor ilmu alam, insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.
5.       Realistik
Senang dengan hasil akhir, tipe ini adalah orang yang menyukai soal dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan. Profesi yang tepat untuk tipe realistis adalah ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.
6.       Sosialis
Sosialis senang membantu orang lain dan bekerja di dalam tim. Mereka pandai berkomunikasi dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih baik bicara dengan orang lain ketimbang bekerja dengan mesin atau data. Pekerjaan yang terbaik untuk mereka adalah untuk membuatnya bertemu dengan orang lain, seperti pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, dan motivator.

1.2              Interview Kerja
1.2.1        Pengenalan Interview Kerja
Wawancara kerja/Interview kerja  adalah suatu jenis tahapan dalam seleksi kerja yang melibatkan percakapan antara pelamar/pencari kerja dengan pihak perwakilan dari organisasi yang mempekerjakan untuk melihat, apakah calon pekerja merupakan kandidat yang tepat atau tidak. Sebelum tahap wawancara kerja biasanya didahului oleh evaluasi rangkuman riwayat hidup tiap pencari kerja, kemudian perusahaan akan memilih sejumlah kecil kandidat untuk melakukan proses selanjutnya yaitu wawancara kerja. Sampai saat ini wawancara kerja masih dipandang sebagai salah satu proses yang paling penting bagi perusahaan untuk mengevaluasi karyawan potensial yang di diperlukan oleh perusahaan. Dalam tahap wawancara kerja memungkinkan calon karyawan untuk dapat mendapatkan informasi seputar budaya kerja dan peraturan-peraturan dalam sebuah perusahaan.
1.2.2        Macam – Macam Interview Kerja
1.      Berikut adalah macam – macam jenis interview kerja yang terstruktur:
1)      Interview Kerja Situasional: Wawancara situasional adalah wawancara dengan meminta pelamar kerja untuk membayangkan serangkaian keadaan dan kemudian menunjukkan bagaimana mereka akan merespon dalam situasi tertentu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berorientasi ke masa depan.
2)      Wawancara Kerja Perilaku: Dalam wawancara perilaku Perilaku pewawancara meminta responden (calon pekerja) untuk menceritakan apa yang mereka lakukan di masa lalu, baik dalam hal pekerjaan atau situasi kehidupan yang relevan dengan pekerjaan. Baik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan dalam sebuah pencapaian.

2.      Jenis – jenis interview kerja :
1)      Seleksi: Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka, dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa di antara kandidat yang paling terkualifikasi sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15-30 menit.
2)      Wawancara Telepon: Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.
3)      Wawancara di kampus atau sekolah: Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu kandidat tersebut datang melamar.
4)      Wawancara Teleconference: Perkembangan dunia teknologi saat ini memungkinkan wawancara ini dilakukan. Beberapa perusahaan di Indonesia sendiri telah banyak melakukan jenis wawancara ini.
5)      Wawancara di Pameran Kerja: Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja




1.2.3   Persiapan Interview
Berikut adalah persiapan – persiapan yang harus dilakukan oleh para pelamar pekerjaan saat akan interview :
1)      Menjaga penampilan Penampilan yang menarik memberi kesan bahwa anda serius dengan pekerjaan. Pilih busana yang tepat, sopan dan profesional. Untuk pemilihan warna, gunakan warna netral seperti hitam.
2)      On time Datanglah lebih awal dari jadwal anda untuk wawancara. Anda bisa mengenal situasi kantor yang akan memberi anda ketenangan pada saat wawancara.
3)      Atur bahasa tubuh Berikan tangan anda kepada si pewancara sambil tersenyum dan beri genggaman yang kuat saat berjabat tangan. Menurut ahli psikologi, genggaman erat menunjukkan kepribadian yang aktif dan tegas. Jadilah diri anda sendiri saat berbicara, tak perlu mengatur nada atau intonasi.
4)      Tatap mata Hindari mengalihkan pandangan anda saat pewancara mengajukan pertanyaan kepada anda. Tatapan mata yang tertuju memberi kesan anda percaya diri.

Tujuan umum dari dilakukannya sebuah wawancara adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana level pribadi Anda.
2.      Mempelajari lebih dalam kualifikasi yang Anda miliki.
3.      Mengumpulkan informasi apa saja yang relevan dari diri Anda yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4.      Menyediakan informasi tambahan mengenai posisi kita dalam organisasi.
5.      Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar siapa yang secara spontan akan di terima dalam pekerjaan yang ditawarkan.

1.3         Resume
1.3.1   Pembuatan Resume
Resume adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. Dalam mempersiapkan resume, ada tiga hal yang perlu dilakukan, yaitu: (a) mencari informasi penting (esensi); (b) merencanakan resume, dan (c) membuat resume.
1.      Mencari Informasi Penting
Sebelum membuat resume, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mencari berbagai informasi penting yang relevan dengan jenis pekerjaan yang diinginkan. Kita dapat melakukan analisis diri (self analysis), analisis karir (career analysis), dan analisis pekerjaan (job analysis).
a)             Analisis Diri
Analisis diri akan dapat membantu seseorang dalam mengenali dirinya sendiri secara lebih mendalam, termasuk semua kelebihan dan kekurangannya.
b)             Analisis Karir
Sebagaimana dalam melakukan analisis diri, kita juga perlu membuat dan menjawab segala macam pertanyaan yang berkaitan dengan karir kita di masa depan.
c)             Analisis Pekerjaan
Secara umum, para lulusan suatu perguruan tinggi sedikit atau belum memiliki pengalaman kerja. Pada tahap-tahap awal memasuki kerja, perusahaan telah menyediakan suatu program orientasi atau pelatihan kepada mereka yang baru diterima sebagai karyawan suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum menyusun suatu resume, kita perlu memahami betul mengenai pekerjaan tersebut.
2.      Perencanaan Resume
Dalam  merencanakan resume, perlu diperhatikan terlebih dahulu posisi atau pekerjaan yang diminati atau  yang akan menjadi tujuan karier. Setelah itu, perlu diperhatikan syarat syarat pekerjaan,karakteristik pribadi yang diperlukan, dan data data lain yang dapat ditambahkan dalam resume. Perlu juga dipertimbangkan untuk melampirkan rekomendasi atau referensi dari pihak lain tentang kemampuan, pengalaman, atau prestasi yang pernah diraih
3.      Pembuatan Resume
Resume dapat dibuat dalam berbagai bentuk. Resume yang baik menekankan pada kompabilitas kualifikasi kita dan perspektif persyaratan kerja. Secara umum, resume mencakup nama, alamat lengkap, tujuan kerja, kualifikasi informasi pribadi, dan referensi. Resume diorganisasikan sedemikian rupa agar mencolok dan menarik perhatian pemberi kerja. Resume dapat dibuat dalam satu halaman, tetapi untuk melamar posisi yang lebih tinggi resume biasanya dibuat lebih panjang




1.3.2   Macam – macam Resume
Berdasarkan cara pengorganisasiannya, resume dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis resume, yaitu resume kronologis (chronological resume), resume fungsional (functional resume), dan resume kombinasi (combinational resume).
1.      Resume kronologis
Resume kronologis adalah cara pengorganisasian resume yang didasarkan pada kronologisnya, yaitu pendidikan dan pengalaman sebagai judul isinya. Mana yang harus didahulukan, pendidikan atau pengalaman? Putuskan mana yang lebih memberikan kesan positif bagi pencari kerja. Informasi terkini sebaiknya ditempatkan pada urutan pertama, lalu diikuti berikutnya, misalnya penulisan jenjang pendidikan dimulai dari jenjang pendidikan tertinggi. Bentuk resume ini merupakan resume tradisional.
2.      Resume fungsional
Resume Fungsional adalah resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi dalam organisasional yang dapat dilakukannya dengan baik. Resume fungsional memerlukan suatu analisis diri, karir, dan pekerjaan secara lebih lengkap. Beberapa fungsi penting dalam suatu organisasi seperti fungsi pemasaran, keuangan, akuntansi, produksi, sumber daya manusia, penganggaran, komunikasi, hubungan masyarakat, dan sejenisnya dapat dijadikan sebagai judul tersendiri dalam resume.
3.      Resume kombinasi
Resume kombinasi adalah kombinasi antara resume kronologis dan fungsional.  Bentuk resume kombinasi tersebut memberikan suatu keyakinan bahwa persyaratan pendidikan dan pengalaman terpenuhi dan masih menggunakan judul-judul lain yang lebih menekankan pada kualifikasi yang dibutuhkan (resume fungsional).

1.3.3        Menulis Resume yang Sempurna
Resume yang sempurna adalah rasume yang mampu menanggapi kebutuhan dan pilihan pembaca serta menghindari beberapa kesalahan umum. Kesalahan umum yang sering dikeluhkan oleh petugas rekruitmen ketika membaca resume sebagai berikut
1.      Resume dibuat terlalu panjang, sehingga berkesan tidak tegas dan kemungkinan besar memasukkan data yang tidak relevan sehingga tidak akan mencapai sasaran.
2.      Resume yang ditulis terlalu singkat, sehingga tidak memberikan informasi/data yang cukup bagi pembaca untuk melakukan penelaahan yang lebih dalam.
3.      Format penulisan resume kurang baik, inden tidak konsisten, kurang memperhatikan tanda baca dan sejenisnya, sehingga isi resume sulit dimengerti.
4.      Terlalu banyak menggunakan kalimat yang bersifat kompleks. Alangkah baiknya kalau kalimat yang digunakan bersifat sederhana atau simpel.
5.      Resume mengandung banyak kesalahan ketik/tulis dan yang lebih fatal lagi kesalahan penyusunan kalimat.

Menurutu Bovee and Thill (2002:645), untuk membuat resume yang baik, perlu diperhatikan empat hal, yaitu:
1.      Kerapian (neatness)
2.      Kesederhana (simplicity)
3.      Keakurat (accouracy)
4.      Kejujuran (honesty)

1.4         Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. Presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang lain. Kemampuan presentasi seseorang berhubungan dengan kepercayaan diri mereka. “Terkadang orang tidak percaya diri ketika harus presentasi di depan banyak orang,”. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam presentasi yaitu ekspresi wajah, bahasa tubuh maupun penampilan.
Ada lima struktur presentasi yang harus diperhatikan :
1.    Opening : dilakukan saat presenter meminta perhatian.
2.    Preview :  merupakan jembatan pembicaraan atau antisipasi sebelum pesan utama disampaikan
3.    Body Tanya Substansi materi adalah body sedangkan discuss berisi jawab tentang materi.
4.    Discuss/ review berisi kata kunci dari informasi yang disampaikan.
5.    Closing adalah bagian yang tidak hanya berisi kesimpulan dan penutup kata saja tapi lebih diarahkan agar khalayak melakukan dan mengerti apa yang disampaikan presenter.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat melakukan presentasi dengan baik adalah sebagai berikut:
1.      Jangan membiasakan diri bergantung pada teks. Hal itu akan membatasi kebebasan berbicara karena Anda akan selalu terfokus pada teks. Lebih baik hanya menggunakan catatan kecil (pointers) untuk membantu mengingatkan materi yang dibahas.
2.      Pelajari terlebih dahulu siapa audience yang ada di depan Anda. Bagaimana latar belakang, jalan fikiran, dan tingkat pendidikan mereka, karena hal ini menentukan ragam bahaa apa yang akan anda gunakan. Dan jangan sampai audience tidak menegrti.
3.      Sajikan hal-hal yang orisinil, yaityu hal-hal yang baru dan menarik untuk disampaikan. Sehingga mampu menarik minat audience untuk mengikuti presentasi yang disiapkan.
4.      Jaga volume suara. Jangan sampai terlalu lemah atau terlalu keras. Aturlah nada suara sesuai dengan tekanan pembicaraan agar tidak membosankan.
5.      Periksa ruangan dan fasilitas presentasi, termasuk sound sistem. Ada baiknya sebelum presentasi dilakukan gladi resik,hingga tidak merusak konsentrasi saat presentasi.
6.      Jangan asyik bicara sendiri. Berikan kesempatan pada audience untuk menyampaikan pertanyaan,atau menanggapi pembicaraan yang Anda lakukan agar komunikasi terjalan.
7.      Jangan melakukan gerakan yang merusak penampilan pada saat presentasi.
8.      Berpakaianlah yang rapid an sopan agar elok dipandang. Karena penampilan adalah faktor penentu keberhasilan seseorang terutama dalam presentasi.
9.      Gunakan bahasa resmi dan bahasa percakapan yang layak dan sederhana, tidak berbelit-belit agar mudah dipahami
10.  Gunakan media atau alat bantu yang Anda kuasai. Hal itu angat mendukung agar materi yang disajikan akan semakin menarik audience.
11.  Perhitungkan waktu secara cermat untuk menyampaikan pembukaan, isi dan penutup sesuai waktu yang tersedia yang berrtujuan agar presentator siap dengan segala sesuatu baik mental maupun bahan presentasi dan supaya presentator lebih matang dalam persiapan dan melakukan yang dilakukan berjalan dengan sempurna. Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi agar tidak terjadi kesalahan, atau dengan kata lain meminimalisir kesalahan yang kemungkinan terjadi.

1.5  Cara bertanya dan menjawab
Adakalanya kita butuh bertanya kepada seseorang atau sekelompok orang yang kita anggap dapat membantu menangani masalah kita. Baik itu di masyarakat luas maupun di bidang tertentu. Dan adakalanya juga mereka tidak menjawab atau seolah mengacuhkan pertanyaan kita. Itu hal wajar dan kita seharusnya bisa menarik sebuah alasan yang tersirat dari sikap mereka, yaitu kita salah bertanya atau kita bertanya dengan kurang tepat.
Untuk menghindari atau meminimalisir resiko diacuhkan (terutama di IRC), ada baiknya kita memperhatikan hal-hal berikut:
1)        Cari dahulu solusi sebelum bertanya.
Sebelum kita bertanya, ada baiknya kita mencari dulu solusi untuk masalah kita sendiri. Hal ini baik dilakukan untuk penghematan waktu. Walaupun kita tidak mendapatkan jawaban yang tepat, setidaknya kita bisa menggunakannya untuk menyusun pertanyaan yang baik dan jelas.
a.       Gunakan search engine. Gunakan keyword dengan tepat.
b.      Cari tutorial di website atau blog
c.       Lihat jawaban dari permasalahan yang sama dengan kita di forum-forum.
d.      Cari dan baca dokumentasi software.
e.       Cari jejak bug untuk permasalahan yang sama atau mendekati dengan permasalahan kita
2)      Bertanyalah kepada orang yang tepat
3)      Jangan bertanya untuk bertanya  Bertanyalah dengan jelas.
4)      Tanya siapa saja. Lebih baik kita bertanya secara terbuka dan tidak ditujukan hanya kepada seseorang.
5)      Jangan bertanya ketika situasi sedang sibuk, Perhatikan situasi sekitar.
6)      Bertanyalah dengan jelas ,Bertanyalah dengan tujuan dan latar belakang yang jelas.
7)      Jangan lupakan tujuan   Jangan lupa tuliskan tujuan dan alasan kenapa kita bertanya dan solusi apa yang kita butuhkan.
8)      Bersabarlah dan Tunggulah pertanyaan kita terjawab.
9)      Menanggapi jawaban, Jawaban yang menyelesaikan permasalahan Anda tentu perlu dibalas paling tidak dengan ucapan terimakasih.

1.6  Cara mengetahui keahlian anda
Ada dua kedudukan yang ekstreem dalam menilai konsep diri yaitu konsep diri negatif sampai ekstreem positif. Dengan mengetahui kedudukan eksttrem tersebut, seseorang dapat menilai arah konsep dirinya.
1)             KONSEP DIRI NEGATIF
Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif apabila:
a)             Tidak memiliki pengetahuan menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihanya dan kelemahan yang dimiliki.
b)             Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap “betul”.
c)             Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahan dalam dirinya daripada aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.

2)             KONSEP DIRI POSITIF
Seseorang dapat dikatakan memiliki konsep diri positif bila ia:
a.         Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelemahan maupun kelebihan dirinya.
b.         Bisa menerima diri apa adanya. Bila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong.
c.         Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari diri yang dianggap merugikan sebagaimana umpan balik yang ia terima.

3)      PROSES PEMBENTUKAN KONSEP DIRI
 Ketika seseorang lahir belum memiliki konsep diri, namun dapat dikatakan konsep berkembang kira-kira sejak ia mulai bisa melakukan fungsi penginderaan (senstion) dan perasaan (feeleings) yang datang dari dalam diri atau lingkungan. Pengalaman diri terhadap rasa senang atau sakit, disenangi atau ditolak membentuk konsep dasar atau konsep diri masa yang akan dating, pada saat seseorang menggunakan bahasa atau mendapat pengalaman lebih banyak, konsep dirinya mulai terbentuk dan lama kelamaan semakin solid dan sukar berubah. Pengetahuan, harapan dan penilaian yang membentuk kosep diri datang dari proses interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam terbentuknya konsep diri seseorang. Teman-teman sebaya merupakan figur kedua, yang mempengaruhi konsep diri, dan terakhir  adalah masyarakat. Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar, karena konsep diri merupakan produk belajar. Permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat merusak perkembangan konsep diri. Permasalah yang umumnya muncul yaitu: mendapatkan umpan balik yang tepat maupun yang tidak konsisten.


1.7  Cara menjual diri anda
Banyak orang gelisah karena merasa kesulitan untuk mempengaruhi lingkungannya atau bahkan susah sekali menimbulkan image positif yang “layak untuk dijual”. Seorang calon karyawan susah mendapatkan impressi positif bagi pewawancaranya, seorang tokoh susah meluaskan jaringan pengaruhnya, seorang guru susah mendapatkan perhatian dari muridnya, seorang atasan susah mendapatkan komitmen dari bawahannya, seorang artis susah mendapatkan rating tinggi untuk pesonanya, dan masih banyak lagi keluhan yang saya dengar dalam berbagai seminar yang saya laksanakan.

Ada beberapa langkah untuk mempermudah kesulitan tersebut.
1.      Knowing Ur Self (ketahui diri sendiri)
Tidak ada orang yang selayaknya memahami kita melebihi diri kita sendiri. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan diri kita sendiri akan menajamkan langkah-langkah kita dalam meraih kesuksesan. Cara untuk mengenali diri kita dapat dilakukan dengan dua langkah. Langkah pertama adalah “bercermin”, melakukan dialog dengan diri kita sendiri tentang kelebihan yang kita miliki dengan mengingat hal-hal sukses yang pernah kita alami dan factor penyebabnya pada saat itu. Langkah kedua adalah “meminta feedback”, meminta orang lain untuk membuat gambar tentang siapa diri kita menurut persepsinya, jangan pernah ditolak hal negative yang kita dengar dari mereka, karena ini adalah umpan balik yang sangat obyektif dari titik pandang subyektif. Temui beberapa orang dalam lingkungan dan jenis pergaulan yang berbeda, semakin luas are pemberi feed back maka tingkat kebenarannya akan menjadi lebih valid.

2.      Seek First To Understand, than to be Understood
Mempengaruhi orang lain adalah tentang memahaminya lebih dalam. Ego dominan kita selalu saja dahaga untuk menjadi faktor terpenting dalam setiap pergaulan kita. Jika kita memuaskannya maka ada orang lain yang space dominasinya terkurangi. Dengan berlaku emphatik sesungguhnya kita sedang menebarkan jala perhatian untuk orang lain. Bukankah kita selalu bersahabat nyaman dengan orang yang mau mendengar dan mengerti kita dengan baik ?.



3.      Idea behind the mindset
Tanpa kita sadari orang akan lebih mudah setuju jika sebagian kesepakatan yang kita buat adalah hasil pemikirannya juga. Jangan terlalu banyak membuang tenaga untuk membuat orang lain mengerti dan bersepakat atas ide kita, tetapi gunakan sedikit usaha untuk mencari titik awal persamaan yang ada di balik fikiran orang yang berkomunikasi dengan kita. Kenyataan mengatakan bahwa kita akan memiliki komitmen terhadap langkah dan pemikiran dari orang yang banyak memiliki kesamaan dengan kita.
4.      Focus On Them
Minimalisir membahas dan menjual tentang kepentingan ”saya”, fokuskan seluruh dialog berbasis kebutuhan mereka atau orang lain (komunitas atau orang yang anda ajak berkomunikasi). Orang senang membahas masalahnya sendiri bukan, jadi anda akan spesial jika anda memberikan langkah untuk solusi orang lain.
5.      It’s good to be different
Ini tidak berbicara tentang pola fikir atau penampilan. Menjadi berbeda adalah tentang pendekatan. Jika anda ingin lebih dekat maka pendekatan anda harus berbeda. Cara mendekati dan cara menyampaikan yang berbeda akan menimbulkan impresi khusus. Tukul Arwana sukses karena cara mendekati audience dan cara menyampaikan talk show yang berbeda, orang lain sibuk membuat image tetapi Tukul larut dalam image yang bergerak di benak audience-nya.
6.      Snow Ball of Emotional Banking Account
Mempengaruhi adalah menggerakkan bola salju bukan sebuah usaha jangka pendek untuk brain washing. Komunikasi yang ideal adalah menggerakkan impresi positif dari orang dengan cara menabung hal positif dan menggerakkan orang lain untuk bercerita tentang hal positif yang dia rasakan. Kesuksesan selalu diiringi testimoni, testimoni harus disebar luaskan dalam pembahasaan yang santun. Testimoni harus disiram lagi dengan tindakan atau perkataan positif selanjutnya. Buat sebanyak mungkin orang bertestimoni tentang anda dan yakinkan orang yang mendengar hal positif dari anda mendengar atau melihat kembali hal positif yang pernah anda lakukan. Melakukan hal yang positif sama dengan menabung di rekening bank emosi orang lain
7.      Always stand at the mailstone
Mempengaruhi dan membuat image positif adalah berbicara tentang konsistensi berbuat maupun mengatakan. Anda harus menandai titik suskes terakhir sebagai titik awal untuk langkah selanjutnya. Banyak orang gagal dalam mempertahankan positif image karena gagal dalam hal kecil setelah melakukan banyak hal besar. Mereka lupa menancapkan tonggak suksesnya sebagai sebuah pegangan berfikir atau menilai ole orang lain.
8.      What do U want
Apa yang anda inginkan harus sangat jelas, anda ingin dikenal sebagai apa harus sangat jelas, apa yang anda inginkan orang lain fikirkan atas anda harus sangat jelas. Oleh sebab itu ”sebutan anda” harus sangat jelas. Boleh sama dengan orang lain tapi anda harus memperjelas ”jenis kelamin” anda. Misalnya Anda katakan ”Saya seorang artis” (orang masih bingung), anda perjelas lagi ”Saya seorang artis yang lucu” (mungkin orang lebih mengenali apa yang ingin anda jual). Contoh lain : ”Saya seorang calon karyawan yang pintar” (orang masih bingung), anda perjelas lagi ”Saya seorang calon karyawan yang pintar membuat program komputer” (mungkin orang lebih mengenali apa yang ingin anda jual).


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
  Wawancara (interview) merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara.  Wawancara juga merupakan alat penelitian yang berharga, dimana memungkinkan pewawancara untuk mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau percakapan telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal. Wawancara juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan pertanyaan-pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan jawaban dari responden.
            Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai. Wawancara dapat disamakan dengan obrolan. Namun ada perbedaan mendasar antara obrolan biasa dengan wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah tujuannya, hubungan antara narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan waktunya.

B. Saran
            Sebaiknya pertanyanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara baik , rapi  dan menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung  perasaan narasumber dan harus sesuai prosedur dan tepat sasaran. Pewawancara dan narasumber sebaiknya harus bersikap terbuka dalam pelaksanaan wawancara.