KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
PERSIAPAN KERJA, INTERVIEW, DAN
PRESENTASI
Dosen Pengampu : Hesty
Puspitasari, MPd
Disusun oleh :
Kelompok 7
Abdul Malik Yuandka 14104410002
Dicky satrio abdi 14104410032
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSIATAS ISLAM BALITAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat Tuhan yang
Maha Esa, penulisan makalah Kecakapan Antar Personal ini telah diselesaikan.
Makalah ini merupakan makalah yang sederhana, yang membahas mengenai “Persiapan
Kerja, Interview, dan Presentasi”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Kecakapan Antar Personal” yang disampaikan oleh dosen.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada segala pihak yang telah turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen penanggung jawab
matakuliah “Kecakapan Antar Personal” ini.
Penulis merasa masih terdapat
banyak kekurangan di dalam pembuatan makalah ini baik pada teknis penulisan
maupun dari segi materi, untuk itu kritik dan saran senantiasa penulis harapkan
dalam perbaikan makalah ini serta kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
Laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah
satu metode pengumpulan data adalah dengan cara wawancara. Apa pengertian dari
wawancara itu? Budiyono (2003: 52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut
pulainterview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan
antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan subyek penelitian atau
responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancaramenggunakan percakapan
sedemikian hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya.
Biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. Dalam
jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) dikemukakan bahwa: ”A clinical task-based
interview can be seen as a situation where the interview-interviewee
interaction on a task is regulated by a system of explicit and implicit norms,
values, and rules”.
Dalam jurnal lain, Hurst (2007: 274) mengungkapkan bahwa:
“Interview were chosen as the main data gathering strategy for the original
project because it was felt that potentially ‘data rich’ environment this
afforded would provide the best context for assesistry and probing for presence
of three models of thinking (mathematical knowledge, contextual knowledge, and
strategic knowledge) both before and following the intervention phase of
project”. Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di
atas dapat dijelaskan bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi
antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan pedoman wawancara berdasarkan
pada hasil tugas/tes yang telah diberikan kepada yang diwawancarai. Wawancara
ini digunakan untuk memperoleh data primer yang terbaik sesuai dengan maksud
dan tujuan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Persiapan
Kerja
Bekerja bagi
manusia adalah suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk
mengarungi kehidupan di dunia. Pekerjaan adalah suatu hubungan yang melibatkan
dua pihak antara perusahaan dengan para pekerja/karyawan. Namun sebelumnya kita
harus mengetahui persiapan – persiapan kerja yang harus dimiliki setiap orang,
berikut 6 tipe kepribadian dalam persiapan kerja adalah
sebagai berikut :
1.
Artistik
Kepribadian
semacam ini adalah mahluk kreatif sejak diciptakan. Mereka memiliki imajinasi
yang sangat luas. Tipe semacam ini senang mengekspresikan dirinya melalui hasil
karya. Mereka lebih nyaman bekerja tanpa aturan, dan senang bekerja yang
berkaitan dengan bentuk, desain, warna, kata, dan pola. Profesi yang cocok
untuk tipe kepribadian ini: editor, desainer grafis, guru drama atau kesenian, arsitek
lanskap, pembuat produk, dan produser.
2.
Konvensional
Tipe
kepribadian semacam ini menyenangi segala hal yang konvensional, seperti aturan,
prosedur, jadual, dan instruksi. Mereka senang bekerja dengan detail dan data
ketimbang harus mengutarakan ide. Tipe semacam ini senang dengan rutinitas dan
urutan, segala yang keteraturan. Tipe pekerjaan yang cocok untuk tipe semacam
ini antara lain; akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan,
dan penulis teknis.
3.
Wirausahawan
Tipe
wirausahawan adalah orang yang pandai memimpin. Mereka jeli melihat sebuah
hasil kerja dari awal hingga akhir, khususnya yang berhubungan dengan bisnis.
Mereka tipe pelaku, bukan pemikir, dan lebih senang melihat “gambaran besar”
ketimbang gambar-gambar kecil yang justru sebagai fondasi awalnya. Pekerjaan
yang cocok untuk orang seperti ini adalah; agen sales di advertising, pekerja
finansial, analisis manajemen, direktur program, dan sales manager .
4.
Penyelidik
Tipe seperti
ini senang bekerja sendiri, karena dia senang menyelidiki sesuatu. Mereka lebih
senang menggunakan logika ketimbang imajinasi, menyelesaikan masalah dan
misteri, menyatukan hal-hal yang tercerai seperti puzzle, presisi, dan ilmu
pasti. Pekerjaan yang memerlukan atensi mendetail amat membuatnya merasa
senang. Profesi yang tepat untuk tipe kepribadian seperti ini adalah; analis
sistem komputer, pengurus perpustakaan, optometris, profesor ilmu alam,
insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.
5.
Realistik
Senang
dengan hasil akhir, tipe ini adalah orang yang menyukai soal dan masalah yang
harus dipecahkan. Mereka senang bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin,
alat-alat berat, dan perhiasan. Profesi yang tepat untuk tipe realistis adalah
ahli elektro, ahli nuklir, dokter gigi, dan ahli kunci.
6.
Sosialis
Sosialis
senang membantu orang lain dan bekerja di dalam tim. Mereka pandai
berkomunikasi dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka
lebih baik bicara dengan orang lain ketimbang bekerja dengan mesin atau data.
Pekerjaan yang terbaik untuk mereka adalah untuk membuatnya bertemu dengan
orang lain, seperti pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa, guru, dan
motivator.
1.2
Interview
Kerja
1.2.1
Pengenalan
Interview Kerja
Wawancara kerja/Interview kerja adalah suatu jenis tahapan dalam seleksi kerja
yang melibatkan percakapan antara pelamar/pencari kerja dengan pihak perwakilan
dari organisasi yang mempekerjakan untuk melihat, apakah calon pekerja
merupakan kandidat yang tepat atau tidak. Sebelum tahap wawancara kerja biasanya didahului
oleh evaluasi rangkuman riwayat hidup tiap pencari kerja, kemudian perusahaan
akan memilih sejumlah kecil kandidat untuk melakukan proses selanjutnya yaitu
wawancara kerja. Sampai saat ini wawancara kerja masih dipandang sebagai salah
satu proses yang paling penting bagi perusahaan untuk mengevaluasi karyawan
potensial yang di diperlukan oleh perusahaan. Dalam tahap wawancara kerja
memungkinkan calon karyawan untuk dapat mendapatkan informasi seputar budaya
kerja dan peraturan-peraturan dalam sebuah perusahaan.
1.2.2
Macam – Macam Interview Kerja
1.
Berikut
adalah macam – macam jenis interview kerja yang terstruktur:
1)
Interview Kerja Situasional:
Wawancara situasional adalah wawancara dengan meminta pelamar kerja untuk
membayangkan serangkaian keadaan dan kemudian menunjukkan bagaimana mereka akan
merespon dalam situasi tertentu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
berorientasi ke masa depan.
2)
Wawancara Kerja Perilaku: Dalam
wawancara perilaku Perilaku pewawancara meminta responden (calon pekerja) untuk
menceritakan apa yang mereka lakukan di masa lalu, baik dalam hal pekerjaan
atau situasi kehidupan yang relevan dengan pekerjaan. Baik dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan dalam sebuah
pencapaian.
2.
Jenis
– jenis interview kerja :
1)
Seleksi: Jika pelamar atau kandidat
untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka, dilakukan
wawancara kerja untuk menyeleksi siapa di antara kandidat yang paling
terkualifikasi sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara
seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15-30 menit.
2)
Wawancara Telepon: Demi menghemat
biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja
melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu,
sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk
menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.
3)
Wawancara di kampus atau sekolah:
Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara di kampus, namun
untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari lulusan untuk dilatih lebih
lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan
tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh
jika menunggu kandidat tersebut datang melamar.
4)
Wawancara Teleconference:
Perkembangan dunia teknologi saat ini memungkinkan wawancara ini dilakukan.
Beberapa perusahaan di Indonesia sendiri telah banyak melakukan jenis wawancara
ini.
5)
Wawancara di Pameran Kerja: Pameran
kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja
1.2.3 Persiapan Interview
Berikut adalah persiapan – persiapan
yang harus dilakukan oleh para pelamar pekerjaan saat akan interview :
1)
Menjaga penampilan Penampilan yang
menarik memberi kesan bahwa anda serius dengan pekerjaan. Pilih busana yang
tepat, sopan dan profesional. Untuk pemilihan warna, gunakan warna netral
seperti hitam.
2)
On time Datanglah lebih awal dari
jadwal anda untuk wawancara. Anda bisa mengenal situasi kantor yang akan
memberi anda ketenangan pada saat wawancara.
3)
Atur bahasa tubuh Berikan tangan
anda kepada si pewancara sambil tersenyum dan beri genggaman yang kuat saat
berjabat tangan. Menurut ahli psikologi, genggaman erat menunjukkan kepribadian
yang aktif dan tegas. Jadilah diri anda sendiri saat berbicara, tak perlu mengatur
nada atau intonasi.
4)
Tatap mata Hindari mengalihkan
pandangan anda saat pewancara mengajukan pertanyaan kepada anda. Tatapan mata
yang tertuju memberi kesan anda percaya diri.
Tujuan umum dari dilakukannya sebuah
wawancara adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana level
pribadi Anda.
2.
Mempelajari lebih dalam kualifikasi
yang Anda miliki.
3.
Mengumpulkan informasi apa saja yang
relevan dari diri Anda yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4.
Menyediakan informasi tambahan
mengenai posisi kita dalam organisasi.
5.
Membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi pelamar siapa yang secara spontan akan di terima dalam
pekerjaan yang ditawarkan.
1.3
Resume
1.3.1 Pembuatan Resume
Resume
adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam
sajian yang singkat. Dalam mempersiapkan resume, ada tiga hal yang
perlu dilakukan, yaitu: (a) mencari informasi penting (esensi); (b)
merencanakan resume, dan (c) membuat resume.
1.
Mencari Informasi Penting
Sebelum membuat resume, langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah mencari berbagai informasi penting yang
relevan dengan jenis pekerjaan yang diinginkan. Kita dapat melakukan analisis
diri (self analysis), analisis karir (career analysis), dan analisis pekerjaan
(job analysis).
a)
Analisis Diri
Analisis diri akan dapat membantu
seseorang dalam mengenali dirinya sendiri secara lebih mendalam, termasuk semua
kelebihan dan kekurangannya.
b)
Analisis Karir
Sebagaimana dalam melakukan analisis
diri, kita juga perlu membuat dan menjawab segala macam pertanyaan yang
berkaitan dengan karir kita di masa depan.
c)
Analisis Pekerjaan
Secara umum, para lulusan suatu perguruan
tinggi sedikit atau belum memiliki pengalaman kerja. Pada tahap-tahap awal
memasuki kerja, perusahaan telah menyediakan suatu program orientasi atau
pelatihan kepada mereka yang baru diterima sebagai karyawan suatu perusahaan.
Oleh karena itu, sebelum menyusun suatu resume, kita perlu memahami
betul mengenai pekerjaan tersebut.
2.
Perencanaan Resume
Dalam merencanakan resume, perlu diperhatikan
terlebih dahulu posisi atau pekerjaan yang diminati atau yang akan menjadi tujuan karier. Setelah itu,
perlu diperhatikan syarat syarat pekerjaan,karakteristik pribadi yang
diperlukan, dan data data lain yang dapat ditambahkan dalam resume. Perlu juga
dipertimbangkan untuk melampirkan rekomendasi atau referensi dari pihak lain
tentang kemampuan, pengalaman, atau prestasi yang pernah diraih
3.
Pembuatan Resume
Resume dapat dibuat
dalam berbagai bentuk. Resume yang baik menekankan pada
kompabilitas kualifikasi kita dan perspektif persyaratan kerja. Secara
umum, resume mencakup nama, alamat lengkap, tujuan kerja,
kualifikasi informasi pribadi, dan referensi. Resume diorganisasikan sedemikian
rupa agar mencolok dan menarik perhatian pemberi kerja. Resume dapat dibuat
dalam satu halaman, tetapi untuk melamar posisi yang lebih tinggi resume
biasanya dibuat lebih panjang
1.3.2 Macam –
macam Resume
Berdasarkan
cara pengorganisasiannya, resume dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis resume, yaitu resume kronologis
(chronological resume), resume fungsional (functional resume),
dan resume kombinasi (combinational resume).
1.
Resume
kronologis
Resume
kronologis adalah cara pengorganisasian resume yang didasarkan
pada kronologisnya, yaitu pendidikan dan pengalaman sebagai judul isinya. Mana
yang harus didahulukan, pendidikan atau pengalaman? Putuskan mana yang lebih
memberikan kesan positif bagi pencari kerja. Informasi terkini sebaiknya
ditempatkan pada urutan pertama, lalu diikuti berikutnya, misalnya penulisan
jenjang pendidikan dimulai dari jenjang pendidikan tertinggi. Bentuk resume ini
merupakan resume tradisional.
2.
Resume
fungsional
Resume
Fungsional adalah resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi
dalam organisasional yang dapat dilakukannya dengan baik. Resume fungsional
memerlukan suatu analisis diri, karir, dan pekerjaan secara lebih lengkap.
Beberapa fungsi penting dalam suatu organisasi seperti fungsi pemasaran,
keuangan, akuntansi, produksi, sumber daya manusia, penganggaran, komunikasi,
hubungan masyarakat, dan sejenisnya dapat dijadikan sebagai judul tersendiri
dalam resume.
3.
Resume
kombinasi
Resume
kombinasi adalah kombinasi antara resume kronologis dan
fungsional. Bentuk resume kombinasi
tersebut memberikan suatu keyakinan bahwa persyaratan pendidikan dan pengalaman
terpenuhi dan masih menggunakan judul-judul lain yang lebih menekankan pada
kualifikasi yang dibutuhkan (resume fungsional).
1.3.3
Menulis
Resume yang Sempurna
Resume yang sempurna adalah rasume yang mampu menanggapi kebutuhan dan
pilihan pembaca serta menghindari beberapa kesalahan umum. Kesalahan umum yang
sering dikeluhkan oleh petugas rekruitmen ketika membaca resume sebagai berikut
1. Resume dibuat
terlalu panjang, sehingga berkesan tidak tegas dan kemungkinan besar memasukkan
data yang tidak relevan sehingga tidak akan mencapai sasaran.
2. Resume yang
ditulis terlalu singkat, sehingga tidak memberikan informasi/data yang cukup
bagi pembaca untuk melakukan penelaahan yang lebih dalam.
3. Format
penulisan resume kurang baik, inden tidak konsisten, kurang
memperhatikan tanda baca dan sejenisnya, sehingga isi resume sulit dimengerti.
4. Terlalu
banyak menggunakan kalimat yang bersifat kompleks. Alangkah baiknya kalau
kalimat yang digunakan bersifat sederhana atau simpel.
5. Resume mengandung
banyak kesalahan ketik/tulis dan yang lebih fatal lagi kesalahan penyusunan kalimat.
Menurutu Bovee and Thill (2002:645), untuk
membuat resume yang baik, perlu diperhatikan empat hal, yaitu:
1.
Kerapian
(neatness)
2.
Kesederhana
(simplicity)
3.
Keakurat
(accouracy)
4.
Kejujuran
(honesty)
1.4
Presentasi
Presentasi
adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu
bentuk komunikasi. Presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain. Kemampuan
presentasi seseorang berhubungan dengan kepercayaan diri mereka. “Terkadang
orang tidak percaya diri ketika harus presentasi di depan banyak orang,”. Ada
banyak hal yang harus diperhatikan dalam presentasi yaitu ekspresi wajah, bahasa
tubuh maupun penampilan.
Ada lima struktur presentasi yang
harus diperhatikan :
1.
Opening : dilakukan saat presenter meminta
perhatian.
2.
Preview : merupakan jembatan pembicaraan atau antisipasi
sebelum pesan utama disampaikan
3.
Body Tanya Substansi materi adalah
body sedangkan discuss berisi jawab tentang materi.
4.
Discuss/ review berisi kata kunci
dari informasi yang disampaikan.
5.
Closing adalah bagian yang tidak
hanya berisi kesimpulan dan penutup kata saja tapi lebih diarahkan agar
khalayak melakukan dan mengerti apa yang disampaikan presenter.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar dapat melakukan presentasi dengan baik adalah sebagai berikut:
1.
Jangan membiasakan diri
bergantung pada teks. Hal itu akan membatasi kebebasan berbicara karena Anda
akan selalu terfokus pada teks. Lebih baik hanya menggunakan catatan kecil (pointers)
untuk membantu mengingatkan materi yang dibahas.
2. Pelajari
terlebih dahulu siapa audience yang ada di depan Anda. Bagaimana latar
belakang, jalan fikiran, dan tingkat pendidikan mereka, karena hal ini
menentukan ragam bahaa apa yang akan anda gunakan. Dan jangan sampai audience
tidak menegrti.
3. Sajikan
hal-hal yang orisinil, yaityu hal-hal yang baru dan menarik untuk disampaikan.
Sehingga mampu menarik minat audience untuk mengikuti presentasi yang
disiapkan.
4. Jaga
volume suara. Jangan sampai terlalu lemah atau terlalu keras. Aturlah nada
suara sesuai dengan tekanan pembicaraan agar tidak membosankan.
5. Periksa
ruangan dan fasilitas presentasi, termasuk sound sistem. Ada baiknya sebelum
presentasi dilakukan gladi resik,hingga tidak merusak konsentrasi saat
presentasi.
6. Jangan
asyik bicara sendiri. Berikan kesempatan pada audience untuk menyampaikan
pertanyaan,atau menanggapi pembicaraan yang Anda lakukan agar komunikasi
terjalan.
7. Jangan
melakukan gerakan yang merusak penampilan pada saat presentasi.
8. Berpakaianlah
yang rapid an sopan agar elok dipandang. Karena penampilan adalah faktor
penentu keberhasilan seseorang terutama dalam presentasi.
9. Gunakan
bahasa resmi dan bahasa percakapan yang layak dan sederhana, tidak
berbelit-belit agar mudah dipahami
10. Gunakan
media atau alat bantu yang Anda kuasai. Hal itu angat mendukung agar materi
yang disajikan akan semakin menarik audience.
11.
Perhitungkan waktu
secara cermat untuk menyampaikan pembukaan, isi dan penutup sesuai waktu yang
tersedia yang berrtujuan agar presentator siap dengan segala sesuatu baik
mental maupun bahan presentasi dan supaya presentator lebih matang dalam
persiapan dan melakukan yang dilakukan berjalan dengan sempurna. Itulah hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam presentasi agar tidak terjadi kesalahan, atau
dengan kata lain meminimalisir kesalahan yang kemungkinan terjadi.
1.5
Cara
bertanya dan menjawab
Adakalanya
kita butuh bertanya kepada seseorang atau sekelompok orang yang kita anggap
dapat membantu menangani masalah kita. Baik itu di masyarakat luas maupun di
bidang tertentu. Dan adakalanya juga mereka tidak menjawab atau seolah
mengacuhkan pertanyaan kita. Itu hal wajar dan kita seharusnya bisa menarik
sebuah alasan yang tersirat dari sikap mereka, yaitu kita salah bertanya atau
kita bertanya dengan kurang tepat.
Untuk
menghindari atau meminimalisir resiko diacuhkan (terutama di IRC), ada baiknya
kita memperhatikan hal-hal berikut:
1)
Cari dahulu solusi
sebelum bertanya.
Sebelum kita bertanya,
ada baiknya kita mencari dulu solusi untuk masalah kita sendiri. Hal ini baik
dilakukan untuk penghematan waktu. Walaupun kita tidak mendapatkan jawaban yang
tepat, setidaknya kita bisa menggunakannya untuk menyusun pertanyaan yang baik
dan jelas.
a. Gunakan
search engine. Gunakan keyword dengan tepat.
b. Cari
tutorial di website atau blog
c. Lihat
jawaban dari permasalahan yang sama dengan kita di forum-forum.
d. Cari
dan baca dokumentasi software.
e. Cari
jejak bug untuk permasalahan yang sama atau mendekati dengan permasalahan kita
2) Bertanyalah
kepada orang yang tepat
3) Jangan
bertanya untuk bertanya Bertanyalah dengan jelas.
4) Tanya
siapa saja. Lebih baik kita bertanya secara terbuka dan tidak ditujukan hanya
kepada seseorang.
5) Jangan
bertanya ketika situasi sedang sibuk, Perhatikan situasi sekitar.
6) Bertanyalah
dengan jelas ,Bertanyalah dengan tujuan dan latar belakang yang jelas.
7) Jangan
lupakan tujuan Jangan lupa
tuliskan tujuan dan alasan kenapa kita bertanya dan solusi apa yang kita
butuhkan.
8) Bersabarlah
dan Tunggulah pertanyaan kita terjawab.
9) Menanggapi
jawaban, Jawaban yang menyelesaikan permasalahan Anda tentu perlu dibalas
paling tidak dengan ucapan terimakasih.
1.6
Cara
mengetahui keahlian anda
Ada dua kedudukan yang
ekstreem dalam menilai konsep diri yaitu konsep diri negatif sampai ekstreem
positif. Dengan mengetahui kedudukan eksttrem tersebut, seseorang dapat menilai
arah konsep dirinya.
1)
KONSEP DIRI NEGATIF
Seseorang dikatakan
memiliki konsep diri negatif apabila:
a)
Tidak memiliki
pengetahuan menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa
kelebihanya dan kelemahan yang dimiliki.
b)
Memiliki pandangan
tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu
tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang
dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah
dianggap “betul”.
c)
Lebih banyak melihat
aspek-aspek kekurangan/kelemahan dalam dirinya daripada aspek kelebihan/kekuatan
yang ia miliki.
2)
KONSEP DIRI POSITIF
Seseorang dapat
dikatakan memiliki konsep diri positif bila ia:
a.
Memiliki pengetahuan
menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelemahan maupun kelebihan dirinya.
b.
Bisa menerima diri apa
adanya. Bila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong.
c.
Memiliki kesadaran yang
besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari diri yang dianggap merugikan
sebagaimana umpan balik yang ia terima.
3) PROSES
PEMBENTUKAN KONSEP DIRI
Ketika seseorang lahir
belum memiliki konsep diri, namun dapat dikatakan konsep berkembang kira-kira
sejak ia mulai bisa melakukan fungsi penginderaan (senstion) dan perasaan
(feeleings) yang datang dari dalam diri atau lingkungan. Pengalaman diri
terhadap rasa senang atau sakit, disenangi atau ditolak membentuk konsep dasar
atau konsep diri masa yang akan dating, pada saat seseorang menggunakan bahasa
atau mendapat pengalaman lebih banyak, konsep dirinya mulai terbentuk dan lama
kelamaan semakin solid dan sukar berubah. Pengetahuan, harapan dan penilaian
yang membentuk kosep diri datang dari proses interaksi dengan orang lain. Orang
tua merupakan figur yang paling berperan dalam terbentuknya konsep diri
seseorang. Teman-teman sebaya merupakan figur kedua, yang mempengaruhi konsep
diri, dan terakhir adalah masyarakat. Faktor yang penting dalam
pembentukan konsep diri adalah melalui belajar, karena konsep diri merupakan
produk belajar. Permasalahan yang timbul selama proses belajar dapat merusak
perkembangan konsep diri. Permasalah yang umumnya muncul yaitu: mendapatkan
umpan balik yang tepat maupun yang tidak konsisten.
1.7
Cara
menjual diri anda
Banyak
orang gelisah karena merasa kesulitan untuk mempengaruhi lingkungannya atau
bahkan susah sekali menimbulkan image positif yang “layak untuk dijual”.
Seorang calon karyawan susah mendapatkan impressi positif bagi pewawancaranya,
seorang tokoh susah meluaskan jaringan pengaruhnya, seorang guru susah
mendapatkan perhatian dari muridnya, seorang atasan susah mendapatkan komitmen
dari bawahannya, seorang artis susah mendapatkan rating tinggi untuk pesonanya,
dan masih banyak lagi keluhan yang saya dengar dalam berbagai seminar yang saya
laksanakan.
Ada beberapa langkah untuk mempermudah kesulitan tersebut.
1. Knowing
Ur Self (ketahui diri sendiri)
Tidak
ada orang yang selayaknya memahami kita melebihi diri kita sendiri. Dengan
memahami kelebihan dan kelemahan diri kita sendiri akan menajamkan
langkah-langkah kita dalam meraih kesuksesan. Cara untuk mengenali diri kita
dapat dilakukan dengan dua langkah. Langkah pertama adalah “bercermin”,
melakukan dialog dengan diri kita sendiri tentang kelebihan yang kita miliki
dengan mengingat hal-hal sukses yang pernah kita alami dan factor penyebabnya
pada saat itu. Langkah kedua adalah “meminta feedback”, meminta orang lain
untuk membuat gambar tentang siapa diri kita menurut persepsinya, jangan pernah
ditolak hal negative yang kita dengar dari mereka, karena ini adalah umpan
balik yang sangat obyektif dari titik pandang subyektif. Temui beberapa orang
dalam lingkungan dan jenis pergaulan yang berbeda, semakin luas are pemberi
feed back maka tingkat kebenarannya akan menjadi lebih valid.
2. Seek
First To Understand, than to be Understood
Mempengaruhi
orang lain adalah tentang memahaminya lebih dalam. Ego dominan kita selalu saja
dahaga untuk menjadi faktor terpenting dalam setiap pergaulan kita. Jika kita
memuaskannya maka ada orang lain yang space dominasinya terkurangi. Dengan
berlaku emphatik sesungguhnya kita sedang menebarkan jala perhatian untuk orang
lain. Bukankah kita selalu bersahabat nyaman dengan orang yang mau mendengar dan
mengerti kita dengan baik ?.
3. Idea
behind the mindset
Tanpa
kita sadari orang akan lebih mudah setuju jika sebagian kesepakatan yang kita
buat adalah hasil pemikirannya juga. Jangan terlalu banyak membuang tenaga
untuk membuat orang lain mengerti dan bersepakat atas ide kita, tetapi gunakan
sedikit usaha untuk mencari titik awal persamaan yang ada di balik fikiran
orang yang berkomunikasi dengan kita. Kenyataan mengatakan bahwa kita akan
memiliki komitmen terhadap langkah dan pemikiran dari orang yang banyak memiliki
kesamaan dengan kita.
4. Focus
On Them
Minimalisir
membahas dan menjual tentang kepentingan ”saya”, fokuskan seluruh dialog
berbasis kebutuhan mereka atau orang lain (komunitas atau orang yang anda ajak
berkomunikasi). Orang senang membahas masalahnya sendiri bukan, jadi anda akan
spesial jika anda memberikan langkah untuk solusi orang lain.
5. It’s
good to be different
Ini
tidak berbicara tentang pola fikir atau penampilan. Menjadi berbeda adalah
tentang pendekatan. Jika anda ingin lebih dekat maka pendekatan anda harus
berbeda. Cara mendekati dan cara menyampaikan yang berbeda akan menimbulkan
impresi khusus. Tukul Arwana sukses karena cara mendekati audience dan cara
menyampaikan talk show yang berbeda, orang lain sibuk membuat image tetapi
Tukul larut dalam image yang bergerak di benak audience-nya.
6. Snow
Ball of Emotional Banking Account
Mempengaruhi
adalah menggerakkan bola salju bukan sebuah usaha jangka pendek untuk brain
washing. Komunikasi yang ideal adalah menggerakkan impresi positif dari orang
dengan cara menabung hal positif dan menggerakkan orang lain untuk bercerita
tentang hal positif yang dia rasakan. Kesuksesan selalu diiringi testimoni,
testimoni harus disebar luaskan dalam pembahasaan yang santun. Testimoni harus
disiram lagi dengan tindakan atau perkataan positif selanjutnya. Buat sebanyak
mungkin orang bertestimoni tentang anda dan yakinkan orang yang mendengar hal
positif dari anda mendengar atau melihat kembali hal positif yang pernah anda
lakukan. Melakukan hal yang positif sama dengan menabung di rekening bank emosi
orang lain
7. Always
stand at the mailstone
Mempengaruhi
dan membuat image positif adalah berbicara tentang konsistensi berbuat maupun mengatakan.
Anda harus menandai titik suskes terakhir sebagai titik awal untuk langkah
selanjutnya. Banyak orang gagal dalam mempertahankan positif image karena gagal
dalam hal kecil setelah melakukan banyak hal besar. Mereka lupa menancapkan
tonggak suksesnya sebagai sebuah pegangan berfikir atau menilai ole orang lain.
8. What
do U want
Apa
yang anda inginkan harus sangat jelas, anda ingin dikenal sebagai apa harus
sangat jelas, apa yang anda inginkan orang lain fikirkan atas anda harus sangat
jelas. Oleh sebab itu ”sebutan anda” harus sangat jelas. Boleh sama dengan
orang lain tapi anda harus memperjelas ”jenis kelamin” anda. Misalnya Anda
katakan ”Saya seorang artis” (orang masih bingung), anda perjelas lagi ”Saya
seorang artis yang lucu” (mungkin orang lebih mengenali apa yang ingin anda
jual). Contoh lain : ”Saya seorang calon karyawan yang pintar” (orang masih
bingung), anda perjelas lagi ”Saya seorang calon karyawan yang pintar membuat
program komputer” (mungkin orang lebih mengenali apa yang ingin anda jual).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawancara (interview)
merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face)
antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee)
tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh
persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka
hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara. Wawancara
juga merupakan alat penelitian yang berharga, dimana memungkinkan pewawancara
untuk mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau
percakapan telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal. Wawancara
juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan
mendapatkan jawaban dari responden.
Wawancara
sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita
yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh
pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai.
Wawancara dapat disamakan dengan obrolan. Namun ada perbedaan mendasar antara
obrolan biasa dengan wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah
tujuannya, hubungan antara narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan
waktunya.
B. Saran
Sebaiknya
pertanyanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara baik , rapi
dan menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung perasaan narasumber
dan harus sesuai prosedur dan tepat sasaran. Pewawancara dan narasumber
sebaiknya harus bersikap terbuka dalam pelaksanaan wawancara.